by: Arby n Tyo
Dalam istilah ilmu hadits terkadang
terdapat ungkapan yang menyatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
dan Muslim seperti istilah rawahu muttafaq ‘alaih atau rawahu
asy-Syaikhaini atau rawahu al-Bukhari wa Muslim.
Maka apakah dalam istilah-istilah
tersebut terdapat perbedaan makna, atau sejatinya sama saja antara satu dengan
yang lain. Dari situlah kami mulai menelitinya, pemaparan di bawah ini
menjelaskan perihal perbedaan dan contoh haditsnya.
Yang masyhur dikalangan jumhur
adalah bahwa al-muttafaq ‘alaih adalah apa yang telah disepakati oleh Imam
al-Bukhari dan Muslim tanpa ada keikutsertaan selain dari keduanya. Imam
asy-Syaukani di dalam Nail al-Authar berkata, “Yang dimaksud muttafaq
‘alaih adalah apa yang disepakati oleh keduanya (al-Bukhari dan Muslim) dan
Ahmad.”[1]
Ibnu ash-Shalah berkata,
صحيح
متفق عليه يطلقون ذلك ويعنون به اتفاق البخاري ومسلم لا اتفاق الأمة عليه، لكن
اتفاق الأمة عليه لازم من ذلك، وحاصل معه لاتفاق الأمة على تلقى ما اتفقا عليه
بالقبول
“Para ulama’ menyatakan bahwa shahih
muttafaq ‘alaih adalah hadits yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim, bukan
yang disepakati oleh ummat. Namun ummat menyepakatinya turunan dari mereka
berdua, maka hasilnya adalah kesepakatan ummat atas yang disepakati mereka
berdua dengan keshahihannya.”[2]
Al-Hafidz as-Sakhawi berkata,
“...Muttafaq ‘alaih adalah hadits yang dikeluarkan oleh keduanya, yaitu apabila
matan hadits berasal dari satu sahabat...”[3]
Imam an-Nawawi berkata,
صحيح
متفق عليه أو على صحته، فمرادهم اتفاق الشيخين
“Jika mereka berkata,’Shahih
muttafaq ‘alaih atau atas kesahhannya’, maka yang dimaksud oleh mereka adalah
yang telah disepakati oleh asy-Syaikhaini (Imam al-Bukhari dan Muslim).”[4]
Jika ulama’ hadits mengatakan dari
hadits muttafaq ‘alaih, maka yang mereka maksudkan adalah yang telah disepakati
oleh asy-Syaikhaini (Imam al-Bukhari dan Muslim) akan keshahihannya
bukan atas dasar kesepakatan ummat.[5]
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani
menyebutkan pengertian muttafaq alaih di dalam bukunya Bulughu al-Maram,
yang dimaksud muttafaq ‘alaih di sini adalah hadits yang di keluarkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.[6]
Maka secara gampangnya yang dimaksud
dari Muttafaqun ‘Alaihi adalah matan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
dan Muslim dengan ketentuan bahwa sanad terakhirnya (shahabat) bertemu.
Berbeda dengan rawahu al-Bukhari wa Muslim , yaitu apabila:
1. Matannya
dari Bukhari dan Muslim, dan
2. Sanadnya
berbeda pada tingkatan shahabat, yaitu pada tingkatan shahabat, kedua sanad
tersebut tidak bertemu.
Contohnya:
عن أبي
موسى رضي الله عنه قال: قالوا: يا رسول الله أي الإسلام أفضل؟ قال: ((من سلم
المسلمون من لسانه ويده)) رواه البخاري
عن عبد
الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أن رجلا سأل رسول الله ﷺ أي
المسلمين خير؟ قال: ((من سلم المسلمون من لسانه ويده)) رواه مسلم
Maka pada kondisi seperti
ini hadits dikatakan rawahu al-Bukhari wa Muslim bukan muttafaq ‘alaih.
Wallahu A’lam bis-Shawab
0 komentar:
Posting Komentar